Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manfaat Standarisasi Sistem Informasi Rumah Sakit

Standarisasi Software Rumah Sakit

Lingkup permasalahan standarisasi software rumah sakit, batasan cakupan permasalahan penyediaan fasilitas jasa pelayanan kesehatan masyarakat atau biasa dikelompokkan sebagai grup bisnis usaha jasa rumah sakit.

Tingkat kompleksitas permasalahan induk perusahaan dalam mengelola bisnis usaha dari seluruh anak cabang dengan lokasi geografis tersebar, diperlukan strategi jitu agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan secara terukur dengan akurasi kebenaran mendekati sempurna, dan hal ini merupakan pekerjaan tidak mudah, tidak murah, diperlukan strategi kebijakan agar menemukan manfaat efisiensi biaya dan efektifitas kinerja di semua level jabatan dari semua unit usaha.


standarisasi software rumah sakit
Seperti halnya permasalahan standarisasi operasional pada grup bisnis jasa retail (seperti Carrefour, Matahari, Gramedia, Indomart, Alfamart, Alfamidi, dan lain-lain), atau pada grup bisnis jasa perbankan (seperti BCA, BRI, Mandiri dan lain-lain), atau grup bisnis jasa perhotelan (seperti Hilton, Sheraton, Accor, Aston, Hyatt, dan lain-lain), atau grup bisnis jasa telekomunikasi (seperti telkom, indosat, XL, dan lain-lain), atau grup bisnis jasa transportasi (seperti lion, garuda, lorena, dan lain-lain), pertanggungjawaban pengelolaan bisnis usaha secara terukur, merupakan kewajiban mutlak harus tersedia, untuk mengukur prestasi jajaran manajemen pengelola bisnis usaha.

Kondisi pertanggungjawaban secara terukur, sangat ditentukan dengan adanya informasi data kinerja operasional di semua tingkat jajaran manajemen, sesuai bidang profesi pekerjaan semua sub unit kerja pada semua unit cabang bisnis usaha. Akurasi informasi data kinerja operasional, sangat ditentukan oleh alat bantu operasional atau biasa disebut software rumah sakit.

Pemakaian software rumah sakit berbeda-beda, membuka peluang permasalahan pada saat harus dilakukan migrasi rekapitulasi ke induk perusahaan, setidaknya menghabiskan waktu kerja dan melanggar azas efektifitas kinerja perusahaan.

Keperluan standarisasi software rumah sakit merupakan kewajiban mutlak harus dimiliki induk perusahaan, terhadap semua cabang bisnis usaha dibawahnya, dan faktor krusial lain adalah tentang kepemilikan software tersebut, pengelolaan software yang masih memiliki ketergantungan peran vendor, merupakan kendala menggerogoti budget perusahaan.

Menemukan sistem software rumah sakit memenuhi kebutuhan operasional bisnis usaha, tentu sangat tidak mudah, dan membangun software di internal perusahaan, tentu sangat tidak murah.

Dari semua induk grup jasa, terdapat banyak kesamaan kultur bisnis, terutama sub modul sistem informasi manajemen persediaan, dan sub modul sistem informasi keuangan, sementara sektor pelayanan lain jelas sangat berbeda.

Baca : SIMRS - Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Keunikan tersendiri terdapat pada penyedia fasilitas pelayanan kesehatan bisnis usaha rumah sakit, selain mengandung semua unsur diatas, masih terdapat satu unsur berbeda dari grup jasa lain, yakni fasilitas sistem pengelolaan data medis. 

Dinamika kompleksitas permasalahan tertinggi, terdapat pada grup jasa penyedia fasilitas kesehatan masyarakat, karena fasilitas kebutuhan dasar kehidupan masyarakat, tidak pernah luput dari adanya perubahan kebijakan pemerintah, dan ketersediaan software rumah sakit dengan fleksibilitas tinggi terhadap antisipasi penyesuaian kebutuhan adanya perubahan kebijakan, merupakan penentu nilai kualitas software tersebut.

Standarisasi software rumah sakit di seluruh jajaran grup bisnis usaha rumah sakit, merupakan tolok ukur tersendiri bagi kualitas kinerja grup perusahaan, karena unsur kesamaan pemahaman terhadap permasalahan operasional, menjadi merata di semua level jajaran manajemen, sehingga pemecahan permasalahan dapat diselesaikan tanpa melanggar azas efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan dan merupakan penentu kualitas motor penggerak kinerja grup perusahaan.

Semua persaingan - pemenangnya sangat ditentukan oleh pengemudi dan kualitas motor penggerak-nya.