Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Evaluasi Software Rumah Sakit

Evaluasi Software Rumah Sakit

Artikel ini diterbitkan, setelah sedikit melakukan browsing pencarian tentang produk yang memiliki kategori sistem informasi manajemen rumah sakit, penerbitan artikel catatan yang menyangkut tentang software rumah sakit yang telah terpasang di beberapa Rumah Sakit di Indonesia.

Sebagian artikel-artikel tersebut, masih banyak diketemukan, dengan beragam keyword browsing, seolah merupakan catatan evaluasi terhadap sistem software rumah sakit di tempat penelitiannya, dibuat para rekan mahasiswa, diunggah ke beberapa website perguruan tinggi.

software rumah sakit
Dari beberapa artikel hasil penelitian beberapa rekan mahasiswa, tentang kondisi software rumah sakit, isinya menyiratkan belum bebasnya rumah sakit, dari perihal pencatatan, pengolahan data memiliki status "masih secara manual".


Rumah sakit sudah pasang software dan belum mencapai target "paperless", namun setidaknya standar pelayanan operasional front office, seperti pencatatan, pengolahan, dan penyajian data-nya, seharusnya sudah terbebas kata klasik, berbunyi "manual".


Sebuah software rumah sakit, seharusnya keberadaannya membantu meringankan beban kerja, bukan malah menambah beban. Implementasi software seharusnya menjadikan sistem kerja menjadi lebih baik, pekerjaan menjadi lebih praktis, hasil menjadi lebih akurat, dan kepastian jam kerja menjadi terukur, bukan "software plus" artinya pakai software plus mencatat di buku ini, menulis di buku itu, masih hitung ini, hitung itu, plus pening kepala, plus lembur, nah model software seperti ini, sebagai penyebab enggan menghilangnya kata "manual".


Sistem aplikasi software rumah sakit, dari namanya saja sudah mengindikasikan sebagai sebuah sistem aplikasi yang bertanggung jawab terhadap pencatatan, pengolahan dan penyajian informasi kinerja sebuah Rumah Sakit.

Software Rumah Sakit

Pekerjaan apa seharusnya dilayani software rumah sakit?, jawabannya adalah semua hal berkaitan dengan operasional rumah sakit, terutama pada 3 (tiga) bidang utama operasional rumah sakit, yakni :

1.     Semua hal berkaitan dengan pencatatan kunjungan pasien, yakni identitas pasien, identitas dokter, dan identitas unit kerja tujuan berobat dimana saja, serta pencatatan tentang beragam pelayanan jasa apa saja, pemakaian stok obat atau alkes apa saja, tindakan prosedur apa saja, yang diterima oleh pasien bersangkutan, artinya semua hal tentang pencatatan data "bukan manual", dari mulai pasien datang mendaftarkan diri, hingga pasien selesai rawat jalan, atau selesai rawat darurat, dan atau selesai rawat inap (baik pulang sembuh, status pasien dirujuk, atau status meninggal dunia).

2.     Semua hal berkaitan dengan pencatatan persediaan barang, yakni identitas item barang, identitas unit pelayanan, identitas penerima stok item barang, serta semua hal berkaitan dengan pencatatan data "bukan manual", tentang "bagaimana pengadaan stok barang?", "bagaimana distribusinya?", "bagaimana penyimpanannya?", "bagaimana pemakaiannya?", pada intinya adalah pencatatan dan pengolahan data "bukan manual", tentang semua permasalahan berkaitan dengan stok barang.

3.     Semua hal berkaitan dengan pencatatan data berkaitan catatan medik, yakni catatan medik saat pasien datang, saat pasien dirawat, dan pada saat pasien selesai rawat.

Catatan medik berkaitan pencatatan data "bukan manual", tentang catatan perkembangan penyakit pasien, catatan hasil pemeriksaan penunjang medik (laboratorium dan radiologi), catatan hasil tindakan bedah / bersalin (sebelum operasi, saat operasi, hingga pasca operasi). Penekanan pemberlakuan catatan medik pasien - masih tergolong rendah, mungkin dikarenakan dampak anggapan bahwa catatan medik bukan sesuatu bernilai penting bagi rumah sakit.
Hasil pengamatan "bukan manual" ketiga point data diatas, menghasilkan beragam sajian informasi, bisa diakses dengan cara model browsing atau dicetak, dengan beragam model format disesuaikan dengan kebutuhan internal Rumah Sakit.

Pengguna sajian informasi ketiga point diatas (unit kerja Finance, unit kerja Inventory, dan unit kerja Medical Record), dipastikan akan berkurang beban kerjanya, karena dalam mencari informasi berkaitan dengan kinerja operasional rumah sakit, tidak perlu menunggu membongkar tumpukan dokumen, tidak perlu menghitung rekapitulasi, karena sudah ada software rumah sakit, maka informasi seharusnya sudah tersedia secara otomatis, tidak pakai "manual" lagi.


Pelaksana sebagai ujung tombak pencatatan data, dipastikan berkurang jam lemburnya, karena tidak perlu mengerjakan hal-hal berkaitan dengan hitung rekap dan lain-lain.


Namun gambaran ideal diatas, akan sia-sia, manakala sistem memang "tidak mampu" atau "belum mampu" menghilangkan kata "manual", berkaitan dengan hal mana perlu, dan hal mana tidak perlu. Terkadang perihal manual, memang sengaja diberlakukan, sebagai hal tidak perlu diketahui, dan hal seperti ini tidak diketahui oleh mahasiswa yang mencari bahan skripsi tentang software rumah sakit.


Baca : Daftar Isi Blog Software Rumah Sakit

Semoga bermanfaat, untuk Indonesia lebih baik.